KABARBLORA.ID – Kasus Tuberkulosis (TBC) masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Blora. Hingga September 2025, tercatat 1.144 warga positif TBC, tersebar di 16 kecamatan dan mendapatkan pengobatan di 12 Puskesmas.
Data tersebut disampaikan dalam pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis serta koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan TBC di Aula Dinas Kesehatan Daerah Blora, Rabu (24/9/2025).
“Penyakit TBC, Mamalia adalah satu kesatuan penyakit yang luar biasa, untuk di Kabupaten Blora sudah ada 1.144 positif tersebar 16 kecamatan di 12 Puskesmas,” terang Sekretaris Dinkesda Blora, dr. Nur Betsia Bertawati.
Evaluasi dan Koordinasi
Nur Betsia menjelaskan, forum ini digelar untuk meninjau kembali pelaksanaan RAD TBC, mengevaluasi capaian, sekaligus mencari solusi atas berbagai kendala di lapangan.
“Kami sampaikan terima kasih untuk kehadirannya kepada tim percepatan penanggulangan TBC Kabupaten Blora, pentingnya komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari sektor kesehatan maupun non-kesehatan, dalam memerangi TBC yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Ia menegaskan program ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan penurunan kasus TBC hingga 80 persen secara nasional.
“Penanggulangan TBC tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Diperlukan dukungan lintas sektor agar upaya kita lebih terarah dan berdampak nyata di masyarakat. Harapannya dari kemungkinan yang tertular, kita mencari bersama-sama agar tidak banyak yang tertular,” lanjutnya.
Target Eliminasi
Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkesda Blora, Sutik, menyebut RAD TBC sudah disusun sejak 2018. Namun, pandemi Covid-19 sempat membuat program tertunda.
“Rencana aksi daerah sudah dibuat tahun 2018, karena adanya penyakit corona kita ulangi kembali untuk penanggulangan kembali. Hingga saat ini sudah ada 1.144 kasus positif TBC yang tersebar di 16 Kecamatan di 12 Puskesmas, mereka, mendapatkan pelayanan kesehatan. Targetnya adalah 1.774,” jelas Sutik.
Ia menambahkan, eliminasi TBC butuh dukungan besar, termasuk penyediaan alat kesehatan, pengobatan, hingga program pencegahan.
“Penderita TBC rangking kedua sedunia. Untuk menuju eliminasi, perlu adanya penyediaan alat-alat kesehatan, pengobatan, pencegahaan,” tegasnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Blora, Agus Puji Mulyono, menekankan pentingnya edukasi agar angka penularan bisa ditekan.
“Penanggulangannya bagaimana? Tentu membutuhkan edukasi yang seperti apa agar kedepannya kasus TBC segera menurun dan terlaksana, juga membutuhkan semangat dan kerja keras kita, paling tidak mencapai angka 30 persen di Kabupaten Blora. Karena satu orang bisa menularkan 1.000 orang,” ungkapnya.











