Menu

Mode Gelap

Pertanian

Giling Dihentikan Mendadak, APTRI Blora Siap Tagih Solusi ke Dirut Bulog

badge-check


					Giling Dihentikan Mendadak, APTRI Blora Siap Tagih Solusi ke Dirut Bulog Perbesar

KABARBLORA.ID – Ketua APTRI Blora, Drs. H. Sunoto, menyatakan pihaknya siap menyambut kunjungan Direktur Utama Perum Bulog ke Kabupaten Blora. Pertemuan tersebut dinilai penting untuk mencari solusi atas keputusan sepihak manajemen PT GMM Bulog yang menghentikan giling 2025.

Sunoto menegaskan, penghentian giling secara mendadak membuat banyak petani tebu merugi karena hasil panen belum tertebang. Ia meminta kesempatan bertemu Dirut Bulog digunakan sebaik mungkin untuk memperjuangkan nasib petani.

“Saya berpesan kepada semuanya agar kesempatan yang diberikan oleh bapak Bupati untuk dipertemukan dengan Dirut Bulog pusat dimanfaatkan secara cerdas dan tuntas untuk mendapatkan solusi terhadap persoalan yang saat ini mendera dan meminta nasib petani tebu bahkan seperti sudah menjadi penyakit tahunan dapat terselesaikan dengan baik dan menguntungkan bagi para petani,” kata Sunoto, Minggu (19/10/2025).

Ia menegaskan tuntutan utama petani adalah penggantian manajemen PT GMM Bulog dan penyerahan pengelolaan pabrik gula kepada pihak yang profesional.

“Ingat dalam hadis riwayat Abu Hurairah: Rasulullah bersabda Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya,” ujarnya.

Sunoto menilai kondisi petani semakin terpuruk sejak pabrik gula dikelola oleh PT GMM Bulog. “Dapat kita rasakan dan renungkan sejak pabrik gula dikelola oleh PT GMM Bulog, nasib petani tebu semakin terpuruk dan pihak pabrik gula selalu merugi. Apakah kondisi seperti itu masih tetap kita pertahankan,” tegasnya.

Sementara itu, petani muda Suminto atau akrab disapa Mas Rara, meminta agar dalam pertemuan nanti seluruh petani diberi kesempatan menyampaikan pendapat tanpa batasan.

“Bebaskan petani untuk mengemukakan pendapat karena realita saat ini kondisi petani tebu dalam bayang-bayang kebangkrutan karena keresahan dan ketakutan tebunya masih banyak yang belum tertebang,” katanya.

Ia menegaskan, jika pertemuan dengan Dirut Bulog dan Bupati Blora tidak menghasilkan solusi tuntas, perjuangan akan dilanjutkan. “Kalau tidak ada solusi yang tuntas, perjuangan agar dilanjutkan sampai aspirasi petani tebu diakomodasi oleh pihak yang berkewenangan, yaitu ganti manajemen pabrik gula GMM dan tingkatkan kesejahteraan petani tebu,” ujarnya.

Mantan Kabag Tanaman PG GMM, Wahyu, juga menyatakan siap menggerakkan 77 petani tebu yang kecewa untuk hadir di pendopo rumah dinas bupati mengenakan pakaian serba hitam. Aksi itu menjadi simbol duka atas kondisi petani yang rugi akibat penghentian giling secara tiba-tiba.

Hal senada disampaikan Anton Sudibdyo, Sekretaris APTRI sekaligus mantan anggota DPRD Blora. Ia menyebut pertemuan dengan Dirut Bulog harus menjadi momentum menggugat ketidakadilan dan manajemen yang dinilai tidak profesional.

Anton mengajak seluruh petani tebu bersatu.

“Mari kita guyub rukun, paseduluran sak lawase untuk bersama mengusir kedholiman dan mengganti pengelolaan pabrik gula yang tidak profesional dengan manajemen baru,” tegasnya.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending di Pertanian